Jika ke Palembang rasanya tidak lengkap jika tidak berkunjung ke salah satu tempat wisata yaitu Pulau Kemaro. Pulau ini sendiri memiliki cerita yang sangat melegenda. Terletak dikawasan Sungai Musi, sekitar 6 km dari Jembatan Ampera. Objek wisata satu ini sangat terkenal di Palembang, karna ditempat ini terdapat Pagoda berlantai 9 yang menjulang tinggi ditengah-tengah pulau. Tidak hanya ada Pagoda ditempat ini juga terdapat vihara cina (klenteng hok tjing rio), dan juga terdpat kuil buddha yang sangat sering dikunjungi oleh umat Buddha untuk berdoda atau hanya sekedar berziarah ke makam. Di Pulau Kemaro ini juga sangat rutin mengadakan acara Cap Go Meh pada setiap tahun baru Imlek.
Adapun legenda kisah cinta di pulau kemaro tersebut, yakni, Pulau Kemaro dipercaya berasal dari legenda cinta seorang saudagar Tiongkok dan putri asli asal Palembang. Saudagar Tiongkok bernama Tan Bun An yang jatuh cinta kepada Siti Fatimah, Tan Bun An lalu memboyong sang pujaan hati ke Tiongkok untuk meminta restu dari orang tuanya. Setelah mendapatkan restu dan juga merestui akan pernikahan sang anak, orang tua Tan Bun An memberikan hadiah berupa tujuh guci besar kepada sang anak dan menantunya. Tan Bun An dan Siti Fatimah pun lalu berlayar untuk pulang ke Palembang dengan membawa guci-guci tersebut. Pasa saat mereka masih ditengah Sungai Musi, Tan Bun An sangat penasaran dengan isi guci-guci tersebut, akhirnya Tan Bun An membukanya, dan terkejutlah Tan Bun An saat mengetahui isi dalam guci-guci itu adalah sawi-sawi asin, Tan Bun An sontak marah dan melemparkan guci-guci itu ke Sungai Musi. Ketika hendak melempar guci ketujuh tanpa disengaja guci tersebut jatuh dan pecah di perahu, dan ternyata isi guci yang pecah tersebut adalah harta benda yang permukaannya ditutupi oleh sawi-sawi asin. Tan Bun An yang sudah membuang enam guci lantas langsung menyesali perbuatannya, dan tanpa berpikir panjang Tan Bun An melompat ke air untuk mengambil guci-guci yang sudah ia buang, melihat hal tersebut pengawal Tan Bun An pun ikut terjun untuk membatu majikannya. Tetapi mereka berdua tak kunjung kembali. Dengan sangat gelisah Siti Fatimah pun langsung ikut menyusul sang suami untuk terjun ke Sungai Musi dan tan pernah terlihat lagi. Setelah beberapa waktu kemudian munculah pulau kecil di tempat Tan Bun An dan Siti Fatimah terjun ke Sungai Musi. Pulau tersebut dinamai kemaro yang artinya kemarau karena tidak pernah terendam air meskipun arus gelombang Sungai Musi sedang tinggi.
Sangat menarik bukan untuk dikunjungi dan melihat secara langsung, jadi jangan sampai terlewatkan ya tempat wisata satu ini.
Komentar
Posting Komentar